Selasa, 03 Agustus 2010

Kenapa Hanya 1 Bungkus??


Orang tua itu berwujud sebagai bapak penjual kue semprong yg muncul dihadapanku saat ku menunggu bus di depan kantor. Dia menawarkan dagangannya padaku,dan segera ku tolak dgn halus "tidak, terima kasih pa" seraya kusisipkan senyum tulus.
Terus terang,aku memang kurang berminat untuk membelinya. Tanpa menyerah, dia tawari lagi dagangannya padaku. Dan dengan gaya yg sama masih juga ku tolak tawarannya.
Sekonyong konyong dia kekeuh menawari dagangannya padaku lalu lirih ku dengar ia berucap
"belum laku jualan sampai sore mba..."
Duaaaarrrr!!!
Meledaklah nalar,gendang telinga,dan hatiku mendengar lirihnya yg terakhir yg terdengar seperti curhatan ketimbang keluhan.
Akhirnya kubeli 1 bungkus setelah kutanyakan harganya, kemudian kubergegas pergi karena bus sudah lewat di depanku.
Disepanjang perjalanan pulang, tanggul pertahananku jebol, meledaklah tangisku, airmata tumpah ruah tak terbendung. Terbayang beratnya perjuang demi sesuap nasi seorang ayah untuk keluarganya. Membuncahlah rasa sesalku yg terdalam, penyesalan terdahsyat dalam hidupku lebih daripada sesal kehilangan kekasih. Bagaimana bisa cukup untuk makan keluarganya dan ongkos pulang ke rumah hanya dengan penghasilan 1 bungkus kue semprong??
Kenapa? Kenapa hanya 1 bungkus? Padahal uangku masih lebih dari cukup jika membelinya lebih dari 1 bungkus. Jika berniat membantu seharusnya aku beli lebih dari satu. Kenapa? Kenapa bus itu cepat datang? Apa hanya itu kesempatanku? oohh Tuhan....

Dalam isak tangis akhirnya kutambah doa untuknya seiring tasbih butiran airmataku, "Ya Allah yg Maha Kaya lagi Maha Pemberi rezeki. Cukupkanlah rezeki untuknya & untukku yg Engkau berkahi & ridhoi" Amiin......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar