Kamis, 17 Februari 2011

1 Day in Kuala Lumpur

12 Februari 2011
Ini adalah perjalanan pertama kali saya ke Kuala Lumpur (KL), artinya lain waktu saya berharap masih bisa mampir ke KL, terutama untuk nonton Race Moto GP and F1, specially demi dark chocolate Beryl's, chicken rice KFC KL, dan berburu es airmata kucing di chinatown KL yg belum sempat saya coba kemarin.

Singapore-KL by KTM Train
Menuju KL dengan berangkat dari Singapore saya sengaja memilih menggunakan kereta daripada bus walaupun sedikit lebih mahal. Alasannya karena waktu tempuh lebih lama dari bus. (Loh? Aneh ya saya?) Hehe.. Kebayakan orang cari transportasi dengan waktu tempuhnya lebih cepat (sekitar 5-6 jam), kok saya malah sebaliknya? Saya berencana berangkat ke KL pada malam hari, maka dengan waktu tempuh bus jika saya berangkat dari Singapore jam 10 malam maka akan sampai KL jam 3 dinihari. Jam segitu tentu sangat tanggung kalau mau check in hotel, pun tak tau harus menunggu pagi dimana tempat yg aman untuk 3 cewe manis seperti kami (saya, adik saya fitri dan puput teman saya), hehee..


Dengan kereta malam (bisa pilih seat or bed-harga beda. Info KTM www.ktmb.com.my or www.seat61.com/Malaysia) maka jarak tempuh dari jam 10.30 PM - 06.30 AM. Kenyataannya, kami sampai KL center (pusat transportasi KL, stasiun untuk train, monorail, Bus Rapid Mass, dan LRT) jam 8 AM. Jadwal mundur dari seharusnya karena proses imigrasi singapore di woodland yg cukup lama sekitar 1 jam. Tarif tiket kereta api secara angka memang sama antara beli di Singapore dan di KL yaitu 46, bedanya di Singapore dengan SGD (Singapore Dollar) dan di KL menggunakan MR (Malaysia Ringgit). Jadi kalau dikurs ke rupiah harga tiket beli di SIN 2.5x lipat harga tiket beli di KL (aneh tapi nyata).

Sewa Loker
Sampai KL center kami langsung cari sarapan setelah kami simpan backpack kami di loker yg banyak disewakan di KL center dari range harga 1RM-10RM tergantung size loker.

La Cucur
Setelah turun dari lantai 2, disamping kiri eskalator ada 7eleven dan kedai makan bernama La Cucur yang cukup ramai pengunjung. Berhubung agak kapok makan makanan cepat saji di 7eleven Singapore yg rasanya cenderung plain alias ga da rasa, akhirnya saya memilih untuk sarapan di La Cucur. Disini kami pilih menu nasi lemak (nasi uduk versi malaysia), karena ingin membandingkan rasanya dengan nasi uduk indonesia selain juga merupakan paket termurah hanya 2RM (irit ala backpacker :D). Eternyata, enak loh nasi lemak kedai La Cucur ini, pantes kedainya ramai. Sayang, saya tak sempat coba menu yg lain karena seporsi nasi lemak sudah cukup memenuhi perut saya.

LRT
Setelah sarapan kami langsung meluncur menuju KLCC (tempat Petronas berada) menggunakan LRT. For info, Tiket LRT yg dijual dimesin hanya untuk sekali jalan saja, biasanya seharga 1.2-1.6 RM sekali jalan tergantung jauh dekat stasiun tujuan. Tiket LRT dimasukkan kotak tiket bagian pinngir seperti di busway, kemudian akan keluar lagi di lubang tiket bagian depan lalu kita ambil. Di stasiun tujuan, tiket dimasukkan lagi dan tidak akan keluar lagi.

Sampai KLCC kami langsung cari spot untuk foto-foto dengan background petronas, sayang hasilnya kurang maksimal karena cahaya kurang terang, maklum cuma pakai kamera saku. Lalu saya bertekad untuk foto-foto lagi malam harinya, karena petronas terlihat lebih keren saat malam dengan pencahayaan gedung yang wow.


Setelah clingak-clinguk ngikutin bule-bule yg pasti juga punya keinginan sama seperti kami ingin naik ke petronas bridge, akhirnya kami temukan tempat untuk membeli tiketnya. Dari lantai utama (yg ada mobil F1-nya) belok kanan atau kiri, pilih eskalator turun. Kantor penjualan tiket ada tepat didepan KLCC fitness center. Datanglah lebih pagi agar mendapat tiket naik, karena jumlah tiket yg dijual terbatas. Panjangnya antrian bisa sampai 2 jam. Kali ini kawan saya puput yg bertugas mengantri sejak jam 09.00 s/d 11.00 waktu KL. Beruntung kami masih kebagian tiket karena kami masuk rombongan terkahir yang dapat jatah naik jam 15.00 sore.


Sambil menunggu giliran naik, kami berkeliling dulu ke central market & petalling street untuk membeli beberapa souvernir. Untuk mencapai tempat ini, kami naik LRT dari KLCC turun di stasiun Pasar Seni, lalu ikuti petunjuk jalan.

Central Market & Petaling Street
Central market adalah bangunan tua bercat biru muda yang dibangun tahun 1888. Toko di dalamnya seperti supermarket dengan harga fix. Walaupun harga fix, untuk beberapa souvernir berbandrol lebih murah dibandingkan di Petaling street. Contoh harga magnet kulkas petronas, di central market dijual dengan harga 4 RM, sedangkan di Petaling 5 RM. Setelah menawar dari satu penjual ke penjual lain di Petaling, akhirnya saya berhasil menawar 3 for 10 RM untuk magnet kulkas. Tapi bagi anda yg malu atau malas menawar, saya sarankan anda untuk membeli souvernir di central market saja atau di China Town.



Menara Kembar Petronas
Jam 14.00 waktu setempat kami kembali ke KLCC untuk naik ke Petronas Bridge. Sampai disana kami diminta masuk ke bioskop mini berkapasitas 20 orang untuk menonton sejarah kehebatan petronas selama 9 menit yang sukses membuat saya sempat terlelap, hehee..

Setelah nonton, baru kami antri untuk naik ke atas. Setiap rombongan berjumlah 15 orang sesuai kapasitas lift dengan diberikan ID Card beda warna tiap kelompok rombongan. Waktu yang diberikan 15 menit untuk tiap rombongan untuk foto-foto dan sightseeing di petronas bridge. Petronas brigde terletak di lantai 41 dari total 98 lantai. Kecepatan liftnya sekitar 4-5 lantai perdetik. Jadi untuk mencapai lantai 41 hanya dibutuhkan 8 detik saja dalam lift.

Menurut saya sih kurang seru pemandangan dari petronas bridge karena tidak bisa melihat 360 derajat ke seluruh KL. Tidak setimpal dengan antrian tiketnya yang 2 jam berdiri itu. Entah kalau pemandangan malam hari. Lain kali saya akan coba naik KL tower untuk membandingkan sensasinya.


Bukit Bintang
Setelah makan siang di foodcourt KLCC yang terletak dilantai 2, kami melanjutkan perjalanan ke Bukit Bintang. Konon, inilah pusat perbelanjaan dan pusat turis backpacker di KL. Sejujurnya saya ke bukit bintang dengan tujuan shopping dan hunting toko Vincci yang terkenal bagus kualitas tas dan sepatunya tapi dengan harga cukup miring.

Di Bukit Bintang ada 2 toko Vincci. Yang terletak mall Pavillion dan di pinggir jalan depan mall pavillion. Saat kami datang kesana kebetulan vincci sedang sale dengan memberikan diskon 20% all item. Sayangnya tak ada model sepatu yg sreg dihati, akhirnya saya tak jadi beli.

Selesai sholat magrib, jam 19.30 kami kembali ke Petronas untuk foto-foto lagi di depan Petronas. Benar dugaan saya, Petronas jauh lebih keliatan keren & glamour dengan tata cahaya cantik di malam hari.

Setelah puas foto-foto sampai baterai kamera saya dan puput habis, kami kembali menuju stasiun KL Central untuk naik kereta api kembali ke Singapore.


Makanan
Selain nasi lemak La Cucur yang enak dan gurih, saya juga coba chicken rice ala malaysia saat makan siang di food court KLCC. Rasanya lebih enak dibanding chicken rice di Singapore. Sedangkan untuk makan malam kami mencoba KFC KL Central dengan memilih menu JomJimat, namanya aneh ya? Tapi enak loh rasanya, harganya 6.10 RM terdiri dengan 1 piece ayam, nasi, 1 cup drink, and salad, murah bukaaaan? Lalu apa asiknya? di Indonesia juga banyak KFC. Yang paling penting adalah karena nasinya bukan nasi putih biasa seperti di Indonesia, tapi mereka kasih chicken rice yang uenak nak nak deh, harus coba ya.. *_^

Sekian cerita 1 day in KL-nya. Semoga bermanfaat jika someday kamu ke KL ^_^

2 komentar:

  1. Maaf sist mo nanya... itu tiketnya klo beli dari KL untuk pulang pergi (KL-SIng, Sing-KL) berarti dalam RM dong?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaah.. saya kurang tau juga, soalnya gak sempet tanya apakah bisa beli tiket PP sekaligus.

      Tapi kalau pun gak bisa dan tetap mau meminimalisir budget, anda bisa beli tiket yg seat atau naik bus.

      Happy travelling :)

      Hapus