Tanggal 24-26 Desember 2010 kemarin, saya ngetrip bareng temen-temen Forum Backpaker Indonesia ke Baduy. Seru banget loh. Seru jalur treknya, seru temen-temennya, sampe seru juga pengalaman berinteraksi dengan orang baduy-nya.
Berikut itenerary kami saat ke baduy kemarin :
Hari Pertama
07.15 : kumpul di stasiun Tanah Abang
08.00 – 10.00 : Berangkat ke Rangkas, tiba di Rangkas langsung belanja
11.00 – 13.00 : perjalanan ke Rangkas – Ciboleger
13.00 – 14.00 : Makan siang + sholat di Ciboleger
14.00 – 17.30 : berangkat ke Cibeo (mampir di danau Dangdang)
17.30 – 19.00 : bersih2 dan masak2 dirumah penduduk
19.00 – 21.00 : makan malam dan kumpul2 bersama org Cibeo
Hari ke Dua
05.00 – 08.00 : aktivitas pagi (mandi, masak, makan)
08.00 – 10.00 : berangakat ke Jembatan Akar
10.00 – 12.00 : Foto-Foto di Jembatan Akar + Makan siang
12.00 – 14.00 : menuju kampung Kaduh Ketu (Baduy Luar)
14.00 – 17.00 : Sholat, Istirahat
17.00 – 19.00 : mck, masak
19.00 – 21.00 : makan malam dan kumpul2 bersama Team FBI
Hari ke Tiga
05.00 – 08.00 : aktivitas pagi (mandi, masak, makan & packing)
08.00 – 10.00 : perjalanan Ciboleger – Rangkas
10.00 – 12.30 : perjalanan Rangkas – Jakarta
Memang kami hanya sempat mampir ke Cibeo, Jembatan Akar dan Kaduh Ketu saja. Padahal planning awal, kami berencana mampir ke kampung Gajeboh juga. Hal ini disebabkan karena kami memburu kereta pagi di hari terakhir agar sampai di jakarta tidak kemaleman. Sehingga kami masih sempat nonton pertandingan bola final piala AFF antara Indonesia-Malaysia yang lagi seru-serunya. Walaupun akhirnya kalah 3-0 dari Malaysia.
CUACA
Alhamdulillah cuaca disepanjang perjalanan kami cukup cerah. Hanya dihari kedua saat turun dari jembatan akar sempat hujan deras sebentar, tapi cukup membuat jalanan setapak menjadi licin. Apalagi saat turun, jalur yang kami tempuh kebanyakan jalur berbatu yang kalo basah lebih licin dari jalur tanah. Ditambah dengan kemiringan jalur yang mencapai 90 derajat. Tongkat yang kami bawa (kayak manula gitu deh) kadang tidak cukup untuk menahan beban tubuh kami saat diturunan. Hingga ga heran, beberapa teman termasuk saya tetep aja kepleset, hehee..
Kalau udaranya sendiri sebetulnya tidak begitu dingin. Dibanding puncak bogor masih lebih dingin puncak loh. Tapi bagaimanapun sebaiknya membawa jaket, kaos kaki tebal, atau sleeping bag juga diperlukan. Karena saat tidur (beralaskan tikar doang) akan terasa sangat dingin. Hawa dingin tersebut berasal dari celah-celah bilik bambu rumah tempat kami menginap. Semua rumah di baduy adalah rumah panggung yang terbuat dari anyaman bambu tanpa jendela, hanya pintu saja. Tapi angin tetap bisa masuk melalui celah-celah bilik yang kalo malam akan terasa semriwiiiing. Awalnya saya tidur tanpa kaos kaki, tanpa selimut, dan tanpa sleeping bag karena saya tidak merasa dingin, padahal saya bawa semuanya loh. Sejam kemudian saya terbangun karena kedinginan. Akhirnya saya mulai gelar sleeping bag, pakai kaos kaki & jaket.
MCK
Baduy dalam terkenal sangat memegang tradisi dan kelestarian alam. Diantaranya, mereka tetap bertahan dengan kesederhanaan alami dan menolak segala kemodernan termasuk dalam hal MCK alias Mandi, Cuci, Kakus. Maksud saya disini adalah semua kegiatan MCK dilakukan di sungai menggunakan batu atau daun-daunan. Tak ada bilik toilet. Jadi mau mandi atau buang hajat ya di sungai TERBUKA, hahahaaa... Hal inilah salah satu yang bikin saya agak stress. "Gimana caranya ya?" itulah yang melintas di benak saya.
Sejak awal ketua rombongan, Dani memang sudah mewanti-wanti untuk bawa sarung buat mandi di sungai. Tapi tetep aja prakteknya repot. Demi meminimalisir berat ransel, saya memutuskan membawa bawahan mukena saja, karena lebih tipis tapi tidak menerawang, cukup panjang & lebar, plus ringan dan mudah kering karena berbahan parasut, hehee..pinter kan? Dan supaya aman dari pengintipan, cewe mandinya malem dan atau subuh (atau berarti mandi 1x sehari)^_^
TRANSPORTASI
Perjalanan kereta hanya kami tempuh selama 2 jam. Kebetulan kereta yang kami naiki adalah kereta patas yang hanya berhenti di stasiun tertentu dengan bangku berhadapan (ada busanya). Bukan kereta ekonomi yang berhenti disemua stasiun dengan bangku pinggir yg sangat penuh sesak. Tips untuk teman-teman yg ilfeel dengan kereta ekomoni seperti itu sebaiknya naik kereta patas, murah tapi lebih manusiawi :D
Perjalanan elf Rangkas-Ciboleger juga memakan waktu sekitar 2 jam. Jika pergi rombongan minimal 18 orang sebaiknya sewa elf. Tapi kalo kurang dari segitu dan terpaksa naik angkot, berarti dari stasiun rangkas naik angkot dulu ke terminal rangkas, baru naik elf ke ciboleger yang elfnya baru jalan kalo penumpangnya sudah penuh. Kalo pilih sewa elf, harga pasarannya 300 ribu sekali jalan, atau 600ribu PP.
POTTER
Hari pertama kami langsung menuju Cibeo, kampung baduy dalam. Dipandu langsung oleh orang baduy dalam bernama Juli (keren kan namanya?)bersama adik dan teman-temannya yang siap menjadi potter kami. Dari awal demi penghematan saya bertekad akan menggendong ransel saya tanpa menggunakan potter. Tapi ternyata saya hanya kuat dikilometer pertama saja. Atas bujukan kawan saya, santi, saya akhirnya menyerahkan gendongan ransel ke potter. Potter saya bernama Armani, seorang baduy kecil berumur 13 tahun dan belum baligh. Kok saya tahu?. Suaranya ituloh, masih imut banget kalo lagi ngomong, tapi bahu & kakinya kuat banget. Dia bawa 2 ransel sekaligus loh, dan sangat lincah naik-turun bukit tanpa kepleset. Kami serombongan sampe gemes semua sama Armani.
Tarif potter sih biasanya 25ribu untuk sekali jalan, jadi 50ribu kalo PP perorang. Its mean, kalo anda ber10 menggunakan 5 potter, berarti 1 orang potter mengangkut 2 ransel dari 2 orang. Berarti masing-masing orang akan bayar 50rb. Dan masing2 potter dapat 100ribu. Tapi seperti biasa, kalo anda tanya berapa tarif potter pada yang bersangkutan, maka jangan kaget jika mereka pasang tarif lebih tinggi (jadi mending ga tanya dong?), hehe.. maklumlah harga backpaker. Kalo anda punya uang lebih dan ingin bayar lebih, yaa..silahkan saja, sesuai motto "ikhlas dari anda, halal bagi kami" (pengamen bangetss).
TREK
Jarak Ciboleger sebagai pintu masuk ke Baduy sampai Desa Cibeo Baduy Dalam kurang lebih adalah 10 KM dengan trek jalan yang berliku naik-turun. Dapat ditempuh hanya dengan berjalan kaki selama 4 jam jika melalui jalur tengah. Perhatikan jadwal perjalanan anda agar tidak kemalaman sampai ke desa. Ada jalur lain menuju Cibeo selain jalur tengah yang kelebihannya anda bisa melihat danau cidangdang. Ada 2 jalur lain yg bisa dipilih, yaitu jalur yang melalui kampung gajeboh dan jalur dengan pintu masuknya melalui parigi. Jika masuk melalui Parigi maka anda bisa melewati 3 kampung baduy dalam sekaligus, yaitu kampung cikeusik dan kampung Cikuerta Wana.
Untuk trek hari kedua menuju Jembatan akar sebenernya lebih dekat, hanya 2 jam perjalanan. Hanya saja treknya lebih sulit, karena jalan setapak yang lebih sempit, lebih curam, dan lebih licin, jadi terasa lebih melelahkan. Tak jarang jalur yang kami lewati adalah jalur air. Atrinya kalau hujan turun, maka jalur tersebut akan dibanjiri dengan aliran air dari atas gunung (saya pernah mengalami hal tersebut saat mendaki ke kawah ratu dikaki gunung salak, Bogor).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar