Jumat, 24 Agustus 2012
Review : Film Perahu Kertas
Terus terang saya belum membaca novel ini. Maka dengan gembar gembor bahwa film ini berangkat dari novel best seller plus saya juga lagi penasaran sama adipati dolken, akhirnya saya pilih film ini untuk ditonton dibanding film lain yg tayang berbarengan di bioskop.
Ekspetasi saya tambah besar karena film ini di sutradarai Hanung Bramantyo salah satu sutradara indonesia favorite saya.
Awalnya saya pikir perahu kertas hanya sekedar simbol filosofis yang tidak akan dibahas kuat oleh dewi lestari sebagai penulis novel ini. Ternyata simbol filosofis itu mampu diterjemahkan dan digambarkan menjadi tema kuat yg mudah dimengerti dan sering di ulang pada beberapa scene hingga nempel di memory penonton.
***
Film dibuka dengan view bawah laut yg menyorot posisi perahu kayu dari bagian bawah. Di susul dengan deskripsi filosofis perahu kertas yg menjadi tema film. Baru pengenalan karakter tokoh. Proses pengenalan tokoh berjalan cukup cepat sampai saya hampir gak mudeng kenapa Kugy (Ayunda) sangat terpengaruh dengan cerita dewa laut Neptunus
Adalah Kugy (Maudy Ayunda), seorang cewe unik yang bermimpi untuk menjadi pendongeng, makanya Kugy kuliah di fakultas sastra di sebuah kampus di Bandung. Sejak kecil Kugy sudah hobi menulis dan banyak memenangkan perhargaan dan lomba menulis. Uniknya, setiap cerita yg dia tulis akan di lipat menjadi perahu kertas dan dihanyutkan ke aliran air manapun. Dengan harapan ceritanya akan sampai ke Neptunus sang Dewa laut.
Di Bandung Kugy kost bareng sahabat SMA nya bernama Noni yang pacaran dengan Eko. Gak lama di Bandung, Eko kedatangan sepupu gantengnya dari Jerman bernama Keenan (Adipati Dolken). Keenan sendiri bertipe 11 12 dengan Kugy. Artistik, berpenampilan sangat casual, cuek dan berantakan.
Keenan sebenernya ingin menjadi pelukis. Tapi ayahnya yang pengusaha menginginkan keenan belajar manajemen di fakultas ekonomi.
Kekaguman kugy pada keenan dimulai saat keenan membuat gambar ilustrasi dongeng-dongengnya kugy. Dan keenan terkagum kagum dengan kugy yang berani bermimpi dan tau bagaimana mewujudkan mimpinya menjadi pendongeng. Sedangkan keenan merasa belum berani mewujudkan mimpinya menjadi pelukis. Dari sinilah mereka mulai saling naksir dan mengagumi. Sayangnya kugy saat itu masih punya pacar ganteng teman SMA bernama ojosh (Dion Wiyono). Tapi kugy sempat melantik keenan menjadi agen neptunus.
Karena sekampus dan mereka sering kongkow bareng maka kugy menamakan geng mereka "pura-pura ninja", sesuai kegandrungan kugy dengan karakter kura-kura ninja. Sayang kemudian persahabatan mereka merenggang karena ada konflik asmara dan konflik persahabatan antara Kugy degan Noni dan Kugy dengan Keenan.
Mulailah mereka sibuk dengan hidupnya masing-masing. Kugy pindah kost karena di cuekin noni akibat kugy gak dateng ke pesta ultahnya noni yang diselenggarakan di rumah wanda (Kimberly Ryder) sepupu noni yg kece abis dari australia yg dijodoh jodohin dengan keenan. Keenan keluar kuliah dan pindah ke ubud untuk belajar lukis. Sedangkan kugy sibuk kerja sosial di sekolah darurat, putus dari ojosh pacarnya sampai kugy lulus kuliah dan kerja di perusahaan advertising hingga bertemu dan dekat dengan romy (Reza Rahardian).
Di ubud keenan dekat dengan seorang gadis Bali bernama lohde. Lohde lah yang banyak memotivasi keenan dalam melukis selain wayan pemilik galeri lukis tempat tinggal keenan di ubud.
Karena ayahnya stroke, keenan terpaksa kembali ke Jakarta untuk membantu perusahaan ayahnya. Kugy keenan bertemu kembali secara tidak sengaja di pesta pernikahan noni dan eko. Lalu bagaimana selanjutnya? Penasaran? Samaaa,,heheee..
Silahkan tunggu sequelnya yaa.. walaupun novelnya tidak berseri, filmnya jadi berseri karena ceritanya tidak bisa tertampung pada durasi 1 film saja.
***
Sebagai pecinta novel, herannya saya belum pernah sekalipun membaca novelnya Dee. Hanya beberapa review atau sinopsis novelnya saja yg saya baca.Yang saya tau novel dee berbahasa agak berat, sehingga saya kurang tertarik untuk membacanya walaupun dengan iming iming best seller. Maklum, otak cepet baik konslet kalo buat baca yang berat-berat, yg akibatnya tentu ke voltase mata yg gampang meredup saat membaca, hehee..
Saya suka sekali dengan karakter kuat kugy yang berhasil diterjemahkan dengan sangat baik oleh Maudi Ayunda. Akting kuat ayunda inilah yg mampu menutupi kurang gregetnya akting adipati. Reza rahardian yg baru muncul di tengah film mampu mengalihkan perhatian saya atas ke"cool"an adipati di awal film. Saya jadi mulai berfikir ending idealnya kugy sama romy aja deh dari pada sama keenan.
Dialog pun dibuat sangat indah. Ada kalimat percakapan yang bisa menjadi kutipan bagus. View film juga dibuat indah dan artistik. Dari semua kekerenan film ini juaranya adalah tata musiknya. OST-nya bagus bagus. Lirik lagu sih mudah di tebak pasti dibuat oleh Dee yg nota bene juga penulis lagu. Notasi lagunya Dee juga khas, saya pribadi mudah mengenali karya musik Dee. Yang gak disangka ternyata lagunya dinyanyikan oleh Maudy Ayunda. Norak banget ya, gw baru tau kalo Maudy Ayunda jago nyanyi *nyengir*
Kesimpulannya sih saya suka dengan film ini. Ringan, mudah di tebak endingnya tapi detailnya yang agak unik dan beda yg justru menjadi daya tarik film ini. Dari range max 5 saya kasih 3.5 jempol untuk film ini. Happy watching ^_^
Langganan:
Postingan (Atom)