He's Just Not That Into You - Cintakah Dia Padaku?
Dari dulu wanita suka kumpul bareng, mengobrol malam-malam di telepon sembari membicarakan tingkah laku para pria yang membingungkan. Kayaknya dia takut patah hati lagi. Mungkin dia tidak mau merusak persahabatan kami. Mungkin dia merasa terintimidasi olehku. Dia baru saja putus cinta. Greg Behrendt dan Liz Tuccillo dalam buku ini mengungkapkan bahwa pria bukanlah makhluk yang rumit, meskipun mereka ingin Anda menganggapnya demikian. Dan, isyarat mereka sama sekali tidak membingungkan. He's Just Not That Into You---ditulis berdasarkan serial populer Sex and the City---memberi petunjuk bagi para wanita cara mengetahui kapan pria ingin menjalin hubungan yang serius. Dengan begitu, mereka tidak perlu membuang-buang waktu untuk mencari-cari dalih atas hubungan yang tidak jelas. Seorang pria tidak serius menjalin hubungan dengan wanita jika: Dia tidak mengajak Anda keluar. Dia terlalu sibuk untuk menjawab panggilan telepon dari Anda. Dia berselingkuh. Dia tidak mau menikah dengan Anda. He's Just Not That Into You sungguh provokatif, enak dibaca, kocak, dan yang terpenting di atas segalanya: Inspiratif. Buku ini pantas mendapat tempat di atas meja di samping tempat tidur setiap wanita. Greg dan Liz tahu bahwa Anda adalah wanita yang cantik, cerdas, lucu, dan pantas mendapatkan pria yang benar-benar mencintai Anda.
Kedua penulisnya mengaku kalau buku ini diinspirasi serial populer Sex and the City episode "Pick-A-Little, Talk-A-Little" dimana Miranda bertanya pada pacar Carrie, Jack Berger, tentang potensi ketertarikan seorang pria di dalam percintaan. Miranda resah karena ada seorang pria yang menolak undangan untuk datang ke apartemennya dengan alasan harus rapat pagi harinya. Jack lalu mengatakan "He's just not that into you" karena saat seorang memang ditakdirkan untukmu, dia akan datang tanpa diundang, ada atau tidak ada rapat esok paginya.
Buku ini juga diangkat ke layar lebar. Sebuah penyajian unik diawal cerita dimana para wanita dari beberapa negara memberikan saran menyesatkan kepada teman wanita mereka yang sedang galau menerka perasaan seorang pria. Padahal sebenarnya yang diperlukan para wanita tersebut hanyalah sebuah kalimat kejujuran “He is Just Not That Into You”. Bukankah kejujuran yang menyakitkan lebih baik daripada berkamuflase membohongi perasaan sendiri?
Sutradara film ini, Ken Kwapis, sebelumnya pernah sukses menggarap serial tv populer semacam E.R, The Office, dan Malcolm in the Middle. Ken yang merasa tertantang mengadaptasi buku populer ini ke dalam format selluloid lalu membuatnya dalam beberapa cerita dan tokoh yang saling memiliki benang merah. Sebagai karakter utama ia memilih Gigi (Ginnifer Goodwin), seorang wanita muda yang selalu salah mengerti sinyal yang ia dapatkan dari pria-pria teman kencannya. Sampai kemudian ia berkenalan dengan seorang pemilik bar, alex (Justin Long). Koneksi cerita terjalin saat teman Gigi, Janine (Jennifer Connelly) yang selama ini merasa kehidupan rumah tangganya baik-baik saja mulai menyadari kalau ia hanya menipu diri sendiri, padahal antara ia dan suaminya Ben (Bradley Cooper)sudah tidak ada gairah percintaan lagi. Dan tanpa sepengatahuannya, Ben malah terlibat perselingkuhan dengan seorang wanita seksi, Anna (Scarlett Johansson), yang ia bantu menjadi seorang penyanyi. Teman kerja Gigi yang lainnya, Beth (Jennifer Aniston) sebetulnya merasa enjoy menjalani 5 tahun hidup serumah dengan Neil (Ben Affleck) tetapi lama kelamaan ia kesal juga karena Neil tidak kunjung memintanya untuk menikah. Sang produser executive, (Drew Barrymore, juga tidak mau ketinggalan tampil sebagai Marry, teman Anna yang akhirnya malah jadian dengan Connor, mantan pacar Anna sekaligus juga salah satu pria yang pernah menolak Gigi.
Inti cerita He’s Just Not That Into You memang simpel, tentang kehidupan beberapa wanita serta quarterlife crisis nya. Namun yang membuat film ini unik adalah cara untuk memahami bahasa laki-laki yang disampaikan melalui gesture dan ucapan bersayap mereka. Banyak wanita kurang bisa menangkap gesture dan pesan bersayap dari para lelaki atau bahkan pasangannya sendiri. Apakah dirinya cuma sekedar the rule or exception?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar